Allah berfirman didalam Al Qur'an :
Artinya :
" Sesungguhnya Allah tiada segan mebuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Rabb mereka , tetapi mereka yang kafir mengatakan :
" Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan ? " . Dengan perumpamaan
ini banyak orang yang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan ini pula banyak
orang yang diberi-Nya petunjuk . Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-
orang yang fasik. ( QS. Al-Baqarah : 26 )
Begitulah Allah mewahyukan ayat 26 Surat Al-Baqarah kepada tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW. Beberapa perumpamaan adalah tiga binatang kecil yaitu Lebah, Semut dan Laba-laba yang masing-masing menjadi surat didalam Al Qur'an. Kita sebagai ciptaan-Nya dikaruniai petunjuk dengan tanda- tanda perilaku ketiga binatang tersebut. Bukankah kita diberi akal yang merupakan nilai lebh dibandingkan binatang. Di dalam QS. An Nahl (16):69 [Lebah] dijelaskan bahwa lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberikan manfa'at dan kenikmatan kepada manusia yaitu berupa madu.
Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia ( madu ) menjadi obat bagi bermacam penyakit manusia. Dilukiskan didalam Surat An Nahl : 69 Nahl
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Kalau kita lihat prilaku lebah sangat unik yaitu kerjasama antar lebah terjalin kuat, rapih tanpa saling menyakiti ketika membuat rumah. Lebah hanya memakan sebagian hasil kerjanya dan hanya yang dibutuhkan bahkan hasil kerja yang lain berupa madu untuk makhluk lain yang bernama manusia.
Dibagian lain Allah mengkaruniai ilmu melalui QS.An Naml (27) ( semut ) dengan binatang ciptaan-Nya berupa semut. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang penyimpanan makanan.
Setiap waktu semut membuat rumah bertingkat-tingkat dan menumpuk rezki ( makanan ) sebagai persediaan. Tetapi bukankah semut sangat ketakutan akan terinjak-injak ketika tentara Nabi Sulaiman akan lewat sehingga kerajaan semut panik, sampai raja semut memerintahkan rakyatnya untuk segera bersembunyi. Kepanikan semut dan rajanya didengar oleh Nabi Sulaiman maka kejadian itu hanya ditertawakan oleh Nabi Sulaiman yang mengerti seluruh bahasa binatang
Dilukiskan pula di dalam Surat Al Ankabut (29) ( Laba-laba ) oleh Allah dengan binatang kecil yang sering menakutkan manusia yaitu Laba-laba. Laba-laba bersifat angkuh, congkak dan percaya diri akan kekuatan rumahnya sebagai tempat berlindung, Mereka merasa bahwa rumahnya adalah tempat yang paling kokoh. Dirumahnya itu juga sebagai empat menjerat mangsanya. Bahkan salah satu perilaku laba-laba yang sanagat menjijikan adalah laba-laba betina rela membunuh pejantan (pasangannya) sebagai samtapan dirumahnya.
Bukankah manusia tahu bahwa rumah laba-laba itu sangat rapuh bahkan mungkin paling rapuh diantara binatang-binatang lain.
Dari ketiga Surat diatas tersirat 3 ilustrasi din Allah agar kita memilih seperti lebah yang selalu berbuat baik untuk orang lain bahkan bekerja keras dengan sebagian hasil dimakan secukupnya dan sebagian yang lain untuk obat orang lain seperti Al Qur'an sebagai obat qolbu manusia. Lebah tidak pernah takut dalam setiap langkah menjalani hidupnya. Atau pilihan akan tertuju kepada kinerja semut yang selalu menumpuk harta tetapi ketakutan setiap saat dengan tentara Nabi Sulaiman. Ataukah akan memilih pilihan ketiga yaitu seperti laba-laba yang begitu ganasnya dalam kehidupan kesehariannya yaitu ketika mencari rizki mereka rela membunuh sebangsanya bahkan pasangannya sendiri.
Bukankah banyak petunjuk dari ketoga jenis binatang tersebut. Ataukah kita hanya akan menyia-nyiakan akan petunjuk itu sedemikian kita dikembalikan ke tempat serendah-rendahnya seperti diilustrasikan dalam QS.At Tiin (95), bahkan lebih rendah dan lebih menjijikan dari binatang.
Wallahu a'lam
Modah-mudahan bermanfaat
No comments:
Post a Comment